Mengingat Kembali Aksara Jawa
Sebagai wong
jawa masa kita ngga kenal sama yang namanya aksara jawa sih, malu-maluin.
Apa lagi jika anda pintar bahasa Inggris, Jepang, Korea dsbg.
Nah, sebagai
orang jawa, kita sepatutnya menguri-uri (melestarikan) kebudayaan jawa. Biar
kebudayaan kita ini tidak punah. Benar tidak?
Mulai saja
belajar bahasa jawanya ya. :)
Aksara Carakan
Atau yang
biasa disebut aksara inti ini terdiri dari 20 aksara (huruf).
Aksara Pasangan
Aksara ini
digunakan untuk menekan vokal konsonan di depannya. Sebagai contoh, untuk
menuliskan dawet ayu, akan diperlukan pasangan untuk
"ha" agar "t" pada dawet tidak bersuara. Tanpa
pasangan "t" tulisannya berbunyi dawetaayu.
Perlu anda
ketahui, penulisan Jawa Hanacaraka tidak mengenal spasi, sehingga
penggunaan pasangan dapat memperjelas kluster kata. Hurufnya seperti di
atas, yang sebelah kanan.
Aksara Swara (Suara)
Ada
perbedaan jumlah dalam aksara ini, ada yang bilang 7 ada juga yang bilang 5,
tapi intinya tetap sama. Aksara ini digunakan untuk menuliskan aksara vokal
yang menjadi suku kata, terutama yang berasal dari bahasa asing. Aksara suara
tidak dapat dijadikan sebagai aksara pasangan sehingga aksara sigegan
yang terdapat di depannya harus dimatikan dengan pangkon. Walaupun demikian
aksara suara dapat diberi sandhangan wignyan, layar, dan cecak.
Berikut ini aksaranya :
Berikut ini aksaranya :
Aksara Rekan
Aksara ini
berfungsi untuk menuliskan huruf-huruf yang berasal dari serapan bahasa asing,
khususnya Arab. Aksara rekaan dapat menjadi aksara pasangan, dapat diberi
pasangan, serta dapat diberi sandhangan seperti keduapuluh aksara ini.
Aksara Murda (Huruf Kapital)
Huruf
kapital ini berjumlah sembilan buah yang seringkali digunakan untuk menuliskan
kata-kata yang menunjukkan nama gelar, nama diri, nama geografi, nama
lembaga pemerintah, dan nama lembaga berbadan hukum. Aksara murda ini tidak
dapat dipakai sebagai penutup suku kata (sigegan).
Aturan
pemakaian aksara murda: suku pertama biasanya yang dikapitalisasi (ditulis dengan aksara murda),
namun apabila tidak tersedia aksara murda untuk suku pertama, maka suku kedua
yang dikapitalisasi. Apabila tidak tersedia aksara murda untuk suku kedua, maka
suku ketiga yang dikapitalisasi, dan seterusnya. Awal kalimat tidak perlu
ditulis menggunakan huruf kapital.
Berikut huruf-huruf murdanya:
Berikut huruf-huruf murdanya:
Aksara Wilangan (Angka Jawa)
Untuk
penulisan bilangan dalam bahasa Jawa, yaitu angka 1 s/d 10 dalam aksara Jawa.
Tanda Baca (Sandangan)
Merupakan
tanda baca yang biasa digunakan, huruf hidup
serta huruf mati yang biasa dipakai dalam bahasa sehari-hari,
yaitu tanda : koma, titik, awal kalimat, dll.
serta huruf mati yang biasa dipakai dalam bahasa sehari-hari,
yaitu tanda : koma, titik, awal kalimat, dll.
Mas/Pak, mohon ijin untuk saya share diblog saya ya? Terima kasih
BalasHapus