Kubrosiswo yang spiritual, enerjik dan genit
Kubrosiswo merupakan kesenian tradisional berlatar belakang penyebaran Agama Islam di Pulau Jawa. Kubro berarti besar dan siswo
berarti siswa atau murid, mengandung arti murid – murid Tuhan yang
diimplementasikan dalam pertunjukan yang selalu menjunjung kebesaran
Tuhan. Kubro sisiwo merupakan singkatan dari Kesenian Ubahing Badan Lan Rogo
(kesenian mengenai gerak badan dan jiwa), sarana untuk mengingatkan
umat islam dan manusia pada umumnya agar menyelaraskan kehidupan dunia
dan akhirat.
Termasuk
salah satu jenis kesenian tradisional khas Kendal Bangunkerto Turi
Sleman. Konon, berasal dari daerah sekitar candi Mendut. Sejak tahun
1965 kesenian ini sudah ada di daerah Borobudur dan sekitarnya. Kapan
dan dimana tepatnya diciptakan belum ada keterangan yang pasti.
Kubrosiswo
juga sering dikaitkan dengan Ki Garang Serang, prajurit Pangeran
Diponegoro yang mengembara di daerah Pegunungan Menoreh untuk
menyebarkan Agama Islam. Dalam pengembaraannya, beliau memasuki hutan
lebat yang masih banyak di huni oleh binatang buas. Ketika hutan itu
dibakar, terjadilah pertentangan antara Ki Garang Serang dengan
sekelompok binatang buas. Tetapi karena kesaktiannya, maka para binatang
buas dapat tunduk dan mengikuti perintah beliau.
Selain
menyebarkan Agama Islam, beliau juga berjuang mengusir penjajah. Tidak
heran jika irama gerak dalam kubrosiswo bercirikan tarian prajurit yang
ritmis dan padu dengan musik yang menggugah semangat. “roh” Kubro Siswo
yang bersifat spiritual, enerjik dan genit.
Kesenian
ini umumnya dipentaskan pada malam hari dengan durasi kurang lebih 5
jam dan ditampilkan secara massal, dengan musik pengiring mirip dengan
lagu perjuangan dan qasidah, tetapi liriknya telah diubah sesuai misi
Islam. Kesenian ini diiringi dengan bende, Ketiplak, Bedug, Markis, Drum
& Kendang . Dandanan mereka seperti tentara pada jaman keraton,
tapi dari pinggang kebawah memakai dandanan ala pemain bola tak
lupa ada “Wasit” yang memakai peluit. Selain memadukan antara
tari-tarian dan lagu serta musik tradisional, terdapat juga
atraksi-atraksi yang menakjubkan. Diantaranya mengupas kelapa dengan
gigi, Menari Diketinggian memakai Tali diikatkan di tiang bamboo (
Atraksi Komedi ), Berguling – guling diatas duri salak / pelepah salak,
Main bola Api, & naik tangga yang anak tangganya terdiri dari
beberapa berang (istilah jawa bendho) dan yang lebih menariknya lagi
beberapa penarinya ada yang kesurupan (ndadi, trance) atau kemasukan roh.
Di
akhir acara pawang akan memaksa para pemain untuk disadarkan lagi /
untuk melepas roh asing yang menempel pada tubuh si penari. Ketika tubuh
si penari sudah di tangkap atau di jinakan pun do’a di panjatkan, maka
ia akan terkulai lemas. Ketika semua penari berhasil disembuhkan maka
selesailah acara tersebut.
Dalam
lagu yang dinyanyikan itu, terdapat beberapa pesan-pesan dakwah. Pesan
yang diharapkan mampu mempengaruhi segi kognitif para penontonnya,
terutama dalam hal pengetahuan keagamaan.
Salah satu contoh syair lagu dalam Kubro Siswo adalah :
Kito Poro Menungso
(Kita Semua Manusia)
(Kita Semua Manusia)
Kito poro menungso ayo podo ngaji
(Kita semua manusia ayo mengaji)
Islam ingkang sampurno pepadanging bumi
(Islam agama yang sempurna, memberi cahaya bagi bumi)
Ayo konco-ayo konco ojo podo lali
(Ayo kawan-ayo kawan jangan sampai lupa)
Lali mundhak ciloko mlebu njroning geni
(Lupa membuatmu celaka, masuk dalam api)
Yo iku aran neroko bebenduning Gusti
(Yaitu neraka tempat pembalasan Tuhan)
(Kita semua manusia ayo mengaji)
Islam ingkang sampurno pepadanging bumi
(Islam agama yang sempurna, memberi cahaya bagi bumi)
Ayo konco-ayo konco ojo podo lali
(Ayo kawan-ayo kawan jangan sampai lupa)
Lali mundhak ciloko mlebu njroning geni
(Lupa membuatmu celaka, masuk dalam api)
Yo iku aran neroko bebenduning Gusti
(Yaitu neraka tempat pembalasan Tuhan)
Paguyuban Kubro siswa di Kendal Bangunkerto (Bangun Siswa) sempat timbul dan tenggelam dengan masa kejayaan pada saat dipimpin / di tokohi oleh beberapa Bapak – bapak yaitu Bapak Mardi, Muh Syamsudin, Bpk Sarman, Bpk Zainuri, Bpk Masidi, Bpk Purwanto H, Bpk Boidi dll.
Saat itu, cukup sering pentas di tempat warga yang sedang hajatan, ada event , atau pentas HUT RI.
Kesenian ini memang membawa syiar keagamaan khususnya agama Islam.
Saat itu, cukup sering pentas di tempat warga yang sedang hajatan, ada event , atau pentas HUT RI.
Kesenian ini memang membawa syiar keagamaan khususnya agama Islam.
Sepenggal Syair – syair lagu Kubro Siswo:
1. Selamat Datang
Selamat datang kami ucapkan
Selamat datang ditempat ini
Salam kami dengan bahagia
Selamat datang semua
Riang hati kami semua
Pada malam yang mulia ini
Kedatangan ibu dan bapak
Selamat datang semua…
2. Sluku – Sluku Bathok
Sluku – sluku bathok
Bathoke ela elo
Siromo menyang solo
Leh olehe payung mutho
Mak jenthir lolo.. bah
Wong mati ora obah
Nek obah medeni bocah
Yen urip ayo Ngibadah
3. Ayo Simbah – simbah
Ayo simbah – simbah
Nuli do ngibadah
Jamane wis susah
Ojo kakean polah
Ayo adi – adi
Nuli podho ngaji
Besok neng akhirat
Bakal dadi mukti
Ayo poro konco
Negakke agomo
Jamane wis tuo
Ojo kakean murko
4. Anak Kambing Saya
Mana dimana anak kambing saya
Anak kambing saya di bawah pohon kwaru
Siapa – siapa yang harus kita bela
Yang harus kita bela yang tunduk pada Tuhan
Dst…
5. Putro Santri
Anakke wong santri kudu tansah lungo ngaji
Dst….
6. Burung Tantina
7. Poro Muslimin, Sholawatan
8. Dan masih banyak lagi
sumber:http://jogjakartaok.blogspot.com/p/blog-page_3312.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar